Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Liontin

sumber: bangka.tribunnews.com “Yang sedang kupikirkan bukanlah aku mau membunuh atau tidak,”kataku sambil menarik pelatuk dan mengarahkan laras pistolku ke anak beranak yang sedang saling berpelukan itu, “Tapi siapa yang harus aku bunuh terlebih dulu.” Aku menyeringai puas, ketakutan yang terpancar dari wajah mereka semakin menjadi. Aku benar-benar menikmatinya. “Jangan bunuh kami.” Iba si ibu sambil melepaskan pelukan anaknya dan berlutut memohon kepadaku. “Sebutkan alasan yang bisa mengurungkan niatku.” Si anak semakin keras tangisnya. Si ibu menatapku lekat-lekat, tatapannya seperti ingin menerobos benteng terakhirku agar mau mengurungkan niat untuk membunuh mereka. Sudah terlalu terlambat. Uang muka sudah aku terima.  Perlahan jari telunjukku mulai menarik picu. Jarak laras senapan hanya dua puluh sentimeter dari kening si ibu. Tidak mungkin meleset menembak dari jarak seperti ini. Aku semakin dalam menarik picu, beberapa milimeter lagi timah panas

Being A BIrd

sumber: pixabay.com “Mau lari ke mana lagi, Kalian? Jangan berharap bisa lepas dariku!” Suara ayah Mika masih terdengar dengan jelas diantara gemerincing daun jagung yang berdecit tergesek tubuh kami. Tangan Mika menggenggam tanganku erat. Sesekali saat dia menengok ke arahku dapat kurasakan rasa takut dan putus asa yang luar biasa dari ekor matanya. Nafas dan degup jantung kami berpacu cepat. Rasa perih di kaki dan tangan mulai terasa. Perihnya semakin menjadi-jadi saat keringat kami mengalir dan menyentuh luka gores yang diciptakan daun jagung. Mika hampir menangis tapi sebisa mungkin dia tahan. Aku pun melakukan hal yang sama. Rasa takut sudah hampir sepenuhnya menguasai diriku. Tubuhku terasa lumpuh, jika bukan karena tarikan Mika pada tanganku, sudah sedari tadi aku terjerembab di ladang jagung yang luas ini. Tapi kami berdua bertahan sebisa mungkin. Saling menguatkan satu sama lain. Langkah kaki kami semakin pendek-pendek. Kelelahan, kaki kami berdarah di sana-sini