Kuhitung garis-garis yang kukerat pada batang pohon kelapa ada enam puluh sembilan. Berarti sudah enam puluh sembilan hari aku terdampar di pulau ini. Dengan hanya memakan daging kelapa, kerang, ikan dan sesekali menggasak akar-akaran ternyata aku masih bisa hidup. Dan, yang mengherankan aku malah senang terdampar di pulau ini. Ada hening yang seumur hidup aku dambakan, hanya ada debur ombak dan nyanyian angin. Di Jakarta, hari-hariku selalu sibuk. Bising suara kendaraan, klakson, sumpah serapah, suara tuts keyboard yang ditekan, derit mesin fax, teriakan bos sampai suara anak kecil yang menangis. D isini tenang dan damai. Dan yang paling menyenangkan adalah begitu banyak botol-otol kaca yang singgah ke pulau ini. hanya botol kaca, tidak dengan sampah-sampah yang lain, seolah-olah pulau ini punya kemampuan untuk menyesap semua botol kaca yang terapung-apung di lautan. Dalam setiap botol kaca selalu ada satu atau dua pesan yang dimasukkan. Itulah hiburanku sehari-hari. Aku tidak